Selasa, 11 Februari 2014

Minggu, 12 Januari 2014

Kamis, 03 November 2011

Mengenal Pesantren Matholi'ul Anwar


                   Secara hakiki pesantren merupakan lembaga (institusi) yang memiliki banyak fungsi. Fungsi yang dimaksud adalah sebagai lembaga pendidikan , keagamaan , kemasyarakatan , pengkaderan dan dakwah.

            Pesantren Matholi’ul Anwar didirikan pada 18 Januari 1914 oleh K.H. Abdul Wahab. Pada tahun tersebut belumlah terwujud pesantren sebagaimana pengertian pesantren sekarang yaitu dengan adanya seorang kyai, tempat ibadah, tempat santri dan sarana belajar, namun berupa pengajian – pengajian rutin dimana rumah kyai sebgai tempat pembelajaran itu. Seiring berjalannya waktu K.H.Abdul Wahab bertpulang ke Rahmatullah pada 12 maret 1925.


               Setelah The Founding Father tersebut wafat , maka pengajian tersebut dilanjutkan oleh putra – putra menantu beliau yaitu antara lain ;
K.H. ABDULLAH, K.H. RUSMAN dan K.H. JA’FAR. Kepengasuhan beliau bertiga tersebut berjalan hingga tahun 1935.
            Adapun semenjak 17 Juli 1935 kepengasuhan pesantren digantikan oleh K.H.SOEFYAN ABDUL WAHAB yang kala itu masih berumur 18 tahun dan sedang giat – giatnya beliau mengenyam pendidikan diberbagai pesantren disekitar kabupaten Lamongan termasuk juga di pesantren Langitan. Dalam usia yang masih beliau tersebut beliau telah bertanggung jawab mengasuh pesantren dan masih nyantri kemana – mana diberbagai kyai dengan pengajian sorogan. Hal ini telah telah membuktikan pertanggungjawabannya yang besar baik pribadi atau social.

                  Dalam Usia 18 tahun itu untuk memimpin jama’ah pada era dewasa ini nampaknya terlalu belia. Namun Kharisma dan kepribadian beliau sebagai putra kyai memang layak untuk menyandang drajat tersebut. Untuk itu saudara – saudara ipar beliau yang lebihntua teklah mempercayakan beliau sebagai pengemban amanat itu.
Semangat dan mencari ilmu yang sangat menngebu – ngebu untuk mencapai hasil semaksimal mungkin dari beliau patutlah kita tiru,, walaupun tugasnya sudah terlalu besar, namun beliau masih menyempatkan diri bergelut dengan masyarakat social sebagai Ketua Tanfidziah NU Karanggeneng. Sehingga beliau pernah mewakili NU (Nahdlatul Ulama’) menjabat sebagai anggota DPRD Tingkat II Lamongan. Dalam hal Pemerintahan beliau juga pernah menjadi anggota P-7 Jawa Timur.

            Semenjak kepengasuhan K.H.SOEFYAN ABDUL WAHAB, maka diadakan pengembangan – pengembangan yang betul – betul layak disebut Pesantren yaitu ada kyai, langgar (Musholla) dan pondok yakni tepatnya pada tanggal 1 Januari 1949.
            Dengan adanya pesantren tersebut respon masyarakat sangat positive yang awal mulanya santrinya hanya 3 orang, maka 2 tahun berikutnya sudah mencapai 60 orang.
Dengan banyaknya murid maka beliau mendirikan sekolah formal “ Madrasah Ibtida’iyah” pada tahun 1951 atas dorongan dan saran dari K.H.Mustaqim dan Bpk.Susminto Hakim yang kala itu menjadi pejabat Kabupaten Lamongan.
            Seiring berkembangnya waktu bahwa respon masyarakat yang sangat positive yang mengakibatkan santrinyapun semakin pesat, Untuk itu perlu diadakan sekolah formal lebih lanjut sampai pada tahun 1959 didirikan Madrasah Tsanawiyah (MMP) dan Madrasah Aliyah (MMA) pada tahun 1969.
             Oleh Karena itu, kita dapat mengetahui bahwa semangat juang K.H.SOEFYAN ABDUL WAHAB sangatlah besar demi mencerdaskan generasi muda. Sehingga beliaupun semakin berpikr jauh kedepan dan beliau sudah mempunyai ide untuk Lembaga pendidikan yang bersifat umum (SMP dan SMA) serta perguruan tinggi , rumah sakit, penerbitan semenjak tahun 1979. Namun lembaga – lembaga itu belum sempat terwujud sampai beliau berpulang ke rahmatullah tepatnya pada tanggal 20 Januari 1983.
             Ketika K.H.SOEFYAN ABDUL WAHAB wafat jumlah santri dan murid beliau diberbagai unit pendidikan itu telah mencapai jumlah kurang lebih 1.250 orang. Setelah wafatnya beliau kepimimpinan dilanjutkan oleh K.H.Mahsuli Effendi dan putra-putra menantu beliau lainnya yaitu KH.Drs.Masykuri Shodiq, SH, Drs.KH.Moh. Taufiq, dan Drs.H.Syaifuddin Zuhri, MA. Namun Kepimimpinan tersebut berkurang pada tanggal 26 Juni 2001. yang pada hari itu terjadi kecelakan yang merenggut nyawa penerus cita – cita beliau yakni KH.Drs.Masykuri Shodiq dan Drs.H.Syaifuddin Zuhri, MA.
             Adapun pendidikan formalnya hingga dewasa ini telah telah terwujud pula yaitu SMP NU pada tahun 1985 dan SMEA NU 1 pada tahun 1986 serta Universitas Darul Ulum (UNISDA) berdiri pada tahun 1989 dengan 5 fakultas yakni fakultas pendidikan, fakultas hukum, fakultas ekonomi, fakultas pertanian dan fakultas tarbiyah.